Dalam menyongsong kelahiran bayi orang jawa mempunyai berbagai upacara penting yang biasa diadakan. Berbagai upacara ini bertujuan sebagai penggambaran perasaan terima kasih kepada anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa berupa keturunan yang jadi harapan tiap-tiap orang tua.
Selain sebagai sebuah bentuk rasa syukur, beragam upacara yang sesuai dengan kebiasaan jawa untuk menyongsong kelahiran bayi biasanya juga dilaksanakan sebagai salah satu bentuk doa agar si jabang bayi dan keluarganya tetap diberi kesehatan, kasih sayang dan kemakmuran oleh Yang Maha Kuasa.
Berikut ini sejumlah upacara tradisi jawa yang dikerjakan saat kelahiran bayi, yaitu:
1. Memendam Ari-ari
Ari-ari dalam medis merupakan sebuah organ yang bermanfaat untuk menyalurkan beraneka nutrisi dan oksigen yang berasal dari ibu ke janin yang terdapat di kandungan. Lewat ari-ari juga zat-zat antibodi, berbagai hormon dan gizi diedarkan supaya janin memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang menjadi bayi.
Bagi warga jawa ari-ari mempunyai “jasa” yang cukup besar sebagai batur bayi (teman bayi) sejak dalam kandungan. Oleh sebab itu sejak kegunaan utama ari-ari selesai ketika bayi lahir, organ ini bakal terus dirawat dan dikubur sedemikian rupa agar tidak dimangsa binatang maupun membusuk di tempat pembuangan sampah. Upacara mendhem ari-ari ini kebanyakan dikerjakan oleh sang ayah, diletakkan di dekat pintu utama tempat tinggal, dibuatkan pagar bambu dan pencahayaan yang berbentuk lampu minyak dalam kurun 35 hari (selapan).
2. Perayaan Brokohan
Brokohan merupakan sabuah upacara tradisi jawa untuk menyambut kelahiran bayi yang dikerjakan sehari sehabis bayi lahir. Kata Brokohan sendiri diambil dari kata barokah-an, yang berarti mengaharap berkah dan keselamatan atas kelahiran bayi.
Dalam acara ini umumnya para tetangga disekitar rumah dan sanak saudara akan datang berkumpul sebagai tanda ikut puas atas kelahiran bayi yang dapat berlangsung dengan mudah. Tidak sedikit para tetangga yang membawa beragam oleh-oleh berbentuk perlengkapan bayi dan makanan untuk keluarga yang melahirkan.
3. Upacara Sepasaran
Sepasaran menjadi salah satu upacara kebiasaan jawa yang ditunaikan sesudah lima hari sejak kelahiran bayi. Dalam upacara ini pihak keluarga mengajak tetangga dekat beserta keluarga besar untuk ikut mendoakan atas bayi yang telah dilahirkan. Acara sepasaran secara simpel umumnya dilaksanakan bersama dengan kenduri, bagi yang mempunyai rejeki yang lebih umumnya menyenggelarakannya seperti orang yang mempunyai hajat (mantu). Adapun inti dari kebiasaan sepasaran ini adalah pesta selamatan sekalian menginformasikan nama bayi yang telah lahir.
4. Perayaan Puputan
Upacara puputan dilaksanakan dikala tali pusar yang melekat pada perut bayi telah putus. Pelaksanaan upacara ini kebanyakan bersifat kenduri memohon terhadap Tuhan YME sehingga si anak yang sudah puput puser senantiasa diberkahi, diberi keselamatan dan kesehatan. Orang tua masa pernah lakukan upacara puputan bersama menyediakan sharing macam sesaji, tetapi penduduk jawa modern umumnya acara puputan dibuat bersamaan bersama upacara sepasaran ataupun selapanan, perihal ini tergantung kapan tali pusar putus dari pusar bayi.
5. Ibadah Aqiqah
Akulturasi budaya Jawa-Islam sangat tampak dalam upacara Aqiqah. Perayaan yang dilaksanakan setelah melewati waktu tujuh hari pasca kelahiran bayi itu biasanya dijalankan dengan pemotongan hewan kurban yang berupa kambing. Andaikata anak yang dilahirkan laki-laki biasanya memotong 2 ekor kambing, dan jikalau anak yang lahir adalah cewek maka akan menyembelih 1 ekor kambing. Supaya lebih efisien saat ini orang-orang dapat mencari informasi mengenai harga aqiqah surabaya secara online.
https://informazone.com/aqiqah-sidoarjo-surabaya/
6. Upacara Selapanan
Upacara Selapanan dikerjakan 35 hari (selapan) sesudah kelahiran bayi. Upacara selapanan ini dikerjakan bersama alur Ritual tasyakuran weton (kenduri hari kelahiran), pemotongan rambut bayi sampai gundul dan pemotongan kuku bayi. Penggutingan rambut serta kuku tersebut mempunyai tujuan untuk memelihara kesehatan bayi supaya kulit kepala dan tangan bayi selalu bersih. Sedangkan tasyakuran selapanan ditujukan sebagai ungkapan syukur terhadap kelahiran bayi, sekaligus doa supaya di masa depan si jabang bayi selalu diberi kesehatan, lekas remaja, dan beraneka doa kebaikan lainnya.
