Forum Vespa Indonesia
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Forum Vespa Indonesia

Indahnya saling berbagi informasi antar Vespa mania Indonesia
 
IndeksPortalLatest imagesPendaftaranLogin

Share
 

 Orang Batak

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down 
PengirimMessage
mumu
mumu


Jumlah posting : 3819
Join date : 23.08.11
Lokasi : Jakarta

Orang Batak  Empty
PostSubyek: Orang Batak    Orang Batak  Empty8th January 2024, 13:31

Meragukan Sejarah Orang Batak Doyan Makan Orang

Saya memiliki dan membaca sejumlah buku sejarah tentang Sumatra yang di dalamnya terdapat pembahasan tentang Sumatra Utara. Buku-buku tersebut menyenggol sejarah masyarakat Batak. Di buku-buku itu dikatakan orang Batak suka makan orang.

William Marsden dalam buku "Sejarah Sumatra" (2013) mengatakan orang yang disebut Batta itu suka makan orang bukan cuma anggapan melainkan keyakinan. Marsden yang pernah mengunjungi Sumatra pada 1870-an itu menulis: 'Pelayaran yang dilakukan para pengeliling dunia kita yang terkenal baru-baru ini, yang kebenarannya, pernyataannya tidak diragukan lagi, telah membuktikan kepada dunia daging manusia dimakan kaum barbar di Selandia Baru. Saya dapat--dengan keyakinan hal itu benar adanya walaupun tidak mempunyai bobot kewenangan sama--menegaskan daging manusia saat itu juga dimakan di Sumatra oleh dan hanya oleh orang Batak."

Armando Cortesao (ed.) dalam buku "Suma Oriental, Karya Tom Pires: Perjalanan dari Laut Merah Ke Cina dan Buku Francisco  Rodrigues" (2016) menulis berbagai catatan, misalnya, Barros, Galvao, Tratado, Eredia, dan berbagai catatan lain menyebut orang Batak sebagai kelompok paling liar, haus kekuasaan, dan pemakan daging manusia.

Dalam buku  "Tapanuli" (2001),  Lance Catles menyatakan terungkapnya kanibalisme mengerikan bagi orang lain itu berperan mengapa orang Batak bereaksi membenci diri mereka sendiri.

Saya mengutip Marsden, Cortesao, dan Castles untuk menggambarkan sejarah kanibalisme pada masyarakat Batak di buku saya "Medan: Pasang Surut Kota Perkebunan" (2020).

Pendeta R. Burton menulis laporan berjudul 'Bukti-bukti Kanibalisme di Kalangan Suku Batak' (1822) untuk Sir Thomas Stamford Raffles yang menjabat Letnan Gubernur Bengkulu di Sumatra. Laporan pendeta Burton termuat dalam buku "Nusantara Semasa Rafles" (2020).

Pendeta Burton yang bertugas di Tanah Batak berkisah, setelah mendengar dua pria dimakan di hadapan publik di pasar, dia berangkat ke sana untuk memastikannya. Seorang penghulu tua menjawab kedua pria dimaksud melakukan perusakan di dalam rumah pemimpin mereka yang seorang perempuan tua. Kedua lelaki itu bahkan bermaksud membunuh putra sang pemimpin dan merebut kekuasaan darinya. Kedua lelaki yang dianggap penghianat itu dihukum dimakan di muka umum.

Penerjemah buku "Nusantara Semasa Rafles" memberi catatan kaki bahwa praktik kanibalisne di kalangan suku Batak mendapat peneguhan dari Hermanus Neubronner van der Tuuk, linguis lapangan yang pernah ditugasi Persekutuan Injil Belanda selama enam tahun (1851-1857). 

Tuuk menuturkan praktik kanibalisme itu dilakukan terhadap musuh-musuh dengan maksud agar tidak membalas dendam. Dalam satu catatannya selama perjalanannya ke Danau Toba, Tuuk menuturkan 'Orang-orang yang tinggal di Marbun dengan bebas mengaku menjadi para kanibal dan bersumpah tidak ada makanan yang lebih baik daripada.... Bagian paling nikmat, mereka klaim, adalah....' (Saya tidak menuliskannya lengkap karena tidak ingin mengganggu selera makan puan-puan dan tuan-tuan)

Edwin M. Loeb dalam buku "Sumatra: Sejarah dan Masyarakatnya" (2019) juga menyinggung praktik kanibalisme pada masyarakat Batak. Kanibalisme dipraktikkan kepada mereka yang melakukan tiga jenis kejahatan: 1) berzina dengan istri raja; 2) penghianat; 3) musuh yang tertangkap hidup-hidup.

Loeb juga mengutip secara detail laporan Junghuhn yang pernah menyaksikan praktik kanibalisme selama tinggal di Toba. (Saya tidak mengutipnya karena kengeriannya dan keberlebih-lebihan penggambarannya, seperti di film-film yang mengisahkah suku-suku primitif).

Ichwan Azhari, pengajar pada Universitas Negeri Medan kiranya hendak menggugat sejarah kanibalisme di kalangan orang Batak. Dalam pengantar buku "Sumatra: Sejarah dan Masyarakatnya" Azhari meragukan informasi tentang kanibalisme Batak karena kebanyakan didasarkan pada reportase musafir atau laporan perjalanan. 

Azhari pernah menelusuri literatur tentang kanibalisme Batak di Pusat Arsip Misionaris di Wuppertal, Barmen, Jerman. Dia menemukan literatur-literatur itu lebih mendasarkan datanya pada "katanya" atau "konon kabarnya", bukan pada data etnografis.

Saya sendiri mengutip kanibalisme Batak di buku "Medan: Pasang Surut Kota Perkebunan" di bawah subjudul 'Prasangka Etnis". Saya menganggap kisah orang batak doyan makan orang sekadar prasangka, praduga, untuk menabalkan stigma negatif pada orang Batak.


End
Kembali Ke Atas Go down
 

Orang Batak

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

 Similar topics

-
» Orang Kampung Bodohi Orang Kota
» Orang Kampung
» Orang Udik
» Rumpi Orang Bekasong
» ANEKA KATA

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
Forum Vespa Indonesia :: NEWS FORUM VESPA INDONESIA-