Forum Vespa Indonesia
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Forum Vespa Indonesia

Indahnya saling berbagi informasi antar Vespa mania Indonesia
 
IndeksPortalLatest imagesPendaftaranLogin

Share
 

 Adzan Pitu

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down 
PengirimMessage
mumu
mumu


Jumlah posting : 3819
Join date : 23.08.11
Lokasi : Jakarta

Adzan Pitu Empty
PostSubyek: Adzan Pitu   Adzan Pitu Empty29th April 2020, 16:11

Berita duka yang tak disangka datang dari Kasultanan Cirebon, salah seorang istri dari Sunan Gunung Jati bernama Nyi Mas Pakungwati Ratna Kuning, Beliau meninggal dunia karena terkena penyakit misterius pada abad ke-15, penyakit misterius itu tidak hanya menyerang Nyi Mas Pakungwati Ratna Kuning, namun sebelumnya telah menjadi wabah yang telah menyebar di wilayah Cirebon termasuk di sekitar keraton, akibatnya banyak rakyat Cirebon pada saat itu yang jatuh sakit dan meninggal dunia.
Kita semua tahu, bahwa Nyi Mas Pakungwati Ratna Kuning adalah salah seorang istri dari Sunan Gunung Jati yang ikut berperan dalam membantu penyebaran agama Islam di Cirebon. Astana Pakungwati adalah bukti adanya penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Nyi Mas Pakungwati Ratna Kuning, jika Gunung Jati menjadi satu-satunya pusat dakwah di Cirebon, maka Astana Pakungwati adalah salah satu tempat dakwah Beliau di pedalaman Cirebon.
Di Astana Pakungwati juga konon katanya Nyi Mas Pakungwati Ratna Kuning menghembuskan napas terakhirnya, karena penyakit misterius yang sulit untuk disembuhkan, berbagai upaya dan doa pun terus dilakukan oleh Sunan Gunung Jati dan masyarakat Cirebon, namun tetap saja wabah itu masih sulit untuk dihilangkan, sementara korban yang meninggal setiap harinya semakin terus bertambah.
Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati tidak ingin terus larut dalam kesedihan, Beliau tak henti-hentinya terus berdoa kepada Allah, hingga akhirnya Beliau mendapat petunjuk, bahwa wabah di Cirebon tersebut akan hilang, jika mengumandangkan azan yang dilantunkan oleh tujuh orang sekaligus, atau kemudian kita kenal dengan nama azan pitu, suara azan syahdu yang dikumandangan oleh tujuh orang pilihan.
Waktu Subuh dipilih Sunan Gunung Jati untuk mengumandangkan azan pitu pertamanya di Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon, para jemaah pun terlihat mulai memenuhi bagian dalam masjid, menjelang saat azan subuh hendak dikumandangkan, tujuh orang bersorban masuk ke dalam bagian masjid, mereka berdiri di tempat yang sudah disiapkan sebelumnya, mereka bersiap untuk mengumandangkan azan.
Diawali dengan suara bedug yang dipukul bertalu-talu dengan nada tertentu dan irama khas pertanda akan dimulainya azan, saat azan waktunya dikumandangkan, ketujuh muazin bersorban tadi secara serentak mengumandakan azan secara bersamaan. Lantunan azan yang terdengar seirama, tidak ada dari mereka yang saling mendahului maupun melambat. Intonasi panjang dan pendeknya pun selaras, terdengar sangat kompak, berbeda karakter suara namun tetap saling mengisi.
Ada banyak versi yang salah satunya dari babad Cirebon menyebutkan, bahwa wabah penyakit di Cirebon datang karena kiriman dari seorang pendekar ilmu hitam bernama Menjangan Wungun. Konon katanya Menjangan Wungun sering berdiam diri di dalam kubah masjid, Menjangan Wungun menyebarkan wabah bukan tanpa alasan, seperti semacam teror yang dilakukan Menjangan Wungun untuk menghentikan syiar agama Islam.
Namun saat Sunan Gunung Jati memberikan titah tujuh orang sekaligus, untuk melantunkan azan ketika waktu subuh, suara ledakan dahsyat pun terdengar dari bagian kubah Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang mulai dibangun pada 1480 Masehi. Ledakan keras itu membuat Menjangan Wungun terpental, dikabarkan juga salah satu pengumandang azan pitu meninggal dunia karena ledakan yang keras tersebut.
Namun dalam versi lain ada pula yang menyebutkan bahwa azan pitu adalah representasi dari beragamnya mahzab di Cirebon, sementara bangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa menggambarkan kemajemukan mahzab dan budaya serta agama di Cirebon pada saat itu.
Sampai hari ini, tradisi azan pitu masih terus dilestarikan, selain menjadi tradisi, azan pitu juga mengandung doa dan pengharapan agar kita semua terlindung dari segala macam bencana dan musibah. Tidak lupa juga dengan salah satu ajaran filosofis terkenal dari Sunan Gunung Jati, Ingsun Titip Tajug Lan Fakir Miskin, agar kita selalu dekat dengan masjid, dan peduli kepada Fakir Miskin.

Kontributor: Deli Putra
Kembali Ke Atas Go down
 

Adzan Pitu

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
Forum Vespa Indonesia :: NEWS FORUM VESPA INDONESIA-