Wan Bogor :
Radiasi Serpong
Minggu 16 February 2020
Oleh : Dahlan Iskan
Kalau benar, ini sangat mencoreng ilmuwan kita. Bahkan negara kita.
Bagaimana bisa --seperti diumumkan lembaga pengawas nuklir Indonesia kemarin --ditemukan sumber radiasi nuklir di perumahan di Serpong, dekat Jakarta.
Tepatnya di sebuah tanah kosong di komplek perumahan Batan Indah.
Itulah perumahan yang dibangun untuk dibeli karyawan yang terkait dengan Pusat Penelitian Teknologi (Puspitek) Serpong.
Di kawasan lebih 200 hektar itu ada Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), ada reaktor nuklir skala kecil, ada Badan Pengawas Nuklir (Bapeten), ada BUMN Industri Nuklir Indonesia (PT Inuki), dan ada Institut Teknologi Indonesia (ITI).
Tanggal 30 dan 31 Januari lalu Bapeten mencoba alat yang baru dibeli. Yakni alat pendeteksi radiasi.
Sudah menjadi kewajiban Bapeten untuk memonitor bocor tidaknya reaktor nuklir milik Batan di situ.
Umur reaktor itu sudah 40 tahun. Tapi belum bisa dikatakan tua untuk usia sebuah reaktor. Hanya teknologinya yang sudah agak ketinggalan.
Daerah yang diperiksa alat itu meliputi sekitar stasiun kereta api Serpong, ITI, Puspitek, dan sekitarnya.
Semuanya aman. Tidak terdeteksi adanya radiasi.
Tapi ketika membawa alat itu ke komplek perumahan Batan Indah muncullah tanda: ada radiasi di situ.
Ini sebuah keanehan yang menggelikan.
Di sekitar reaktor sendiri tidak ditemukan adanya radiasi. Justru di perumahan yang jauh terdeteksi radiasi. Jarak Batan Indah dengan reaktor itu sekitar 3 kilometer.
Ini sungguh lelucon yang menjengkelkan. Terutama bagi kita yang concern bahwa nuklir adalah masa depan kita.
Ambyar!
Ketika alat pendeteksi itu dibawa keliling di Batan Indah ditemukanlah titik pusat radiasi. Di situlah sumber radiasi itu: di sebuah tanah kosong di sela-sela rumah.
Di situlah sinyal terkuat radiasi muncul: di dalam tanah di situ.
Bapeten pun melakukan penggalian. Di situlah terkubur benda-benda yang pernah berhubungan dengan produk nuklir.
Kelihatannya itu bukan kuburan baru. Tapi tidak diketahui sudah berapa lama terkubur di situ.
Kalau pun ada orang yang sudah terkena radiasi juga belum diketahui sudah berapa lama terkenanya.
Demikian juga pohon-pohon di sekitarnya. Terutama pohon buah: sudah berapa tahun mengisap radiasi dari dalam tanah itu.
Bapeten sudah benar: prioritasnya adalah mengatasi persoalan dulu. Bapeten segera memasang pita kuning di sekeliling lokasi itu. Agar tidak ada orang yang memasuki tanah kosong tersebut.
Langkah berikutnya: mengambil tanah yang sudah terpapar radiasi. Tanah itu dimasukkan drum berpenutup rapat.
Sampai kemarin sudah terkumpul 52 drum tanah yang bisa diamankan. Yakni drum berukuran 100 liter.
Hasil deteksi terakhir Sabtu kemarin menyebutkan radiasi di situ sudah berkurang 30 persen. Masih diperlukan 20 hari lagi untuk menghilangkan semua itu.
Setelah ini barulah dicari jawaban atas banyak pertanyaan berikut ini:
Bagaimana ceritanya sumber radiasi itu bisa sampai di situ.
Sudah berapa lama di situ.
Berapa orang dan berapa pohon yang sudah terpapar di luar batas yang diperbolehkan.
Dugaan saya: ada orang yang mencuri produk nuklir.
Kalau yang dicuri itu senjata nuklir tentu sudah seperti di film Hollywood. Tapi, di Serpong, kan tidak pernah dibuat senjata nuklir.
Yang pernah dibuat di Serpong adalah radio isotop. Yakni nuklir untuk kedokteran. Yang bisa dipakai untuk mendeteksi kanker itu.
Maka, apakah ada yang mencuri radio isotop?
Sungguh pertanyaan yang tidak sampai hati dikemukakan. Sekaligus bikin malu bangsa: masak iya sih sampai ada yang mencuri produk nuklir?
Korupsi Jiwasraya saja sudah sangat memalukan. Tapi kan masih tergolong biasa: ahli keuangan mencuri uang.
Tapi mencuri nuklir? Pengarang novel pun tidak akan pernah punya ide cerita fiksi seperti itu.
Dan ini bukan fiksi.
Berarti, pencurinya orang dalam. Jangan-jangan yang tinggalnya juga di perumahan itu!
Orang dalam mana?
Tidak mungkin orang Bapeten. Tidak mungkin orang Batan. Tidak mungkin orang ITI.
Tidak mungkin Benny Tjokrosaputro.
Ups... Ia kan orang luar.
Yang sangat mungkin adalah: ia orang BUMN.
Tinggal dicari tahu: Kapan? Tahun berapa?
Jangan-jangan sewaktu saya menjadi menteri BUMN!
Saya begitu sedih membaca siaran pers Bapeten kemarin.
Ini pasti menjadi berita dunia --khususnya dunia nuklir. Kok ada produk nuklir bisa dicuri! Betapa bobrok kita ini.
Lantas, bagaimana kita bisa mendapat izin internasional di bidang niklir kalau mereka tahu kelakuan orang kita seperti itu?
Mereka pasti mempertanyakan: bagaimana dunia bisa aman kalau Indonesia diberi ijin nuklir? Apakah bisa dipercaya untuk menjaganya dengan baik?
Jiwasraya telah begitu kuat memukul diri kita. Pencurian produk nuklir ini begitu dalam memukul batin kita.
Itu kalau benar ada pencurian. Dan rasanya benar!
Mungkin. (dahlan iskan)
https://www.disway.id/r/837/radiasi-serpong
Penjelasan kepada masyarakat Perumahan BATAN Indah terkait paparan #radiasi
(Tangsel, 16/02/2020), BATAN bersama BAPETEN, dan Polres Tangerang Selatan menggelar pertemuan dengan warga Perumahan BATAN Indah, #Serpong, Tangerang Selatan, Sabtu (15/02). Pertemuan ini bertujuan untuk memberikan informasi yang benar terkait adanya paparan radiasi yang melebihi ambang batas.
Kapolres Tangerang Selatan, Imam Setiawan, mengatakan pertemuan ini dijadikan sebagai upaya menyampaikan informasi yang sesungguhnya. "Dengan pertemuan ini dapat dijadikan sebagai sarana tukar menukar informasi dari warga masyarakat kepada BATAN dan BAPETEN," kata Imam.
Selain itu diharapkan masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan narasumber yang kompeten. Hal ini sebagai upaya untuk mengurangi informasi yang tidak benar dan beredar di masyarakat terkait kejadian paparan radiasi yang melebihi ambang batas.
Sekretaris Utama BAPETEN, Hendriyanto menjelaskan kronologis temuan paparan radiasi yang melebihi ambang batas. "Kami menemukan 5 titik yang radiasi di atas ambang. Sumber tersebut saat ini sudah ditemukan dan sedang diteliti di laboratorium BATAN," tambahnya.
Sebagai upaya pembersihan area terkontaminasi tersebut, Hendriyanto mengatakan telah bekerja sama dengan BATAN dan akan mempercepat proses pembersihan. Pada hari Minggu (16/02) pihak BATAN kembali melakukan upaya clean up.
Selain itu, Hendriyanto menjelaskan, telah dilakukan analisis terhadap air tanah di sekitar wilayah terpapar. "Terkait dengan air tanah, sudah dilakukan pengukuran dan dipastikan air tanah di sekitar wilayah terpapar radiasi dalam kondisi tidak terkontaminasi," lanjutnya.
Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama, Heru Umbara memastikan bahwa zat radioaktif yang ditemukan BAPETEN bukan berasal dari reaktor yang dimiliki BATAN. Selain melakukan clean up, pada hari Minggu (16/02), BATAN akan melakukan Whole body Counting (WBC) terhadap sampel warga sebanyak 9 orang.
"Hasil WBC ini diharapkan dapat diketahui setelah dua hari kedepan. Hasil dari WBC ini untuk mengetahui dampak radiasi," pungkas Heru
1. Bapeten bukan baru tgl 30-31 Januari kemarin memeriksa radiasi di kawasan sekitaran sini. Tapi selalu rutin meriksa di kawasan Puspiptek, ITI, Pamulang, Stasiun Serpong, Perumahan Batan Indah, dan sekitarnya.
2. Jarak Batan Indah dengan reaktor nuklir di kantor BATAN ±5km.
3. Bukan di sebuah tanah kosong di sela2 rumah. Tapi di kebun karet yg berada di depan perumahan Batan Indah.
4. Bukan terkubur benda2 yg pernah berhubungan dengan produk nuklir. Karna kita nggak produksi produk nuklir. Hanya isotop2 nya saja. Itupun diaplikasikan untuk bidang kedokteran, untuk alat2 kesehatan.
5. Bukan ada yg mencuri nuklir atau produk nuklir.
6. Nggak ada hubungannya sama JIWASRAYA, apalagi sama orang BUMN. Karna semua barang yg keluar dari BATAN, sudah pasti dan harus melewati pemeriksaan ketat meliputi 3 lapis pengamanan. Jadi nggak bisa seenaknya ngeluarin barang, apalagi mencuri "produk nuklir" dengan mudah.
Radiasi pun banyak macamnya. Nggak hanya radiasi nuklir.
Radiasi dari HP, dari sinar matahari pun disebut radiasi.
Jadi, kalau mau share info2 tolong lebih smart lagi.
Karna Indonesia darurat membaca.
Salah2 bisa bikin "kisruh"
Dan kami disini baik2 aja, karna paparan radiasinya hanya beberapa meter dari titik radiasi.