Pemilu serentak serasa istimewa bagi Waskito. Keluar dari tempat pemungutan suara, ia dan istri serta 3 orang anaknya yang sudah memiliki hak pilih nampak sumringah. Waskito optimis jagoan yang dipilihnya menang.
Karena hari pencobolosan merupakan hari libur nasional, Waskito bersama keluarganya memutuskan jalan-jalan ke sebuah tempat. Waktu sudah mencapai siang hari. Mereka mampir di sebuah warung bernama “Ibu Gito”, warung khas yang menyediakan makanan laut, seafood.
Selesai makan, Waskito memanggil seorang pelayan untuk menghitung semua jenis makanan yang telah dihabiskan dirinya dan keluarganya.
"Berapa semua, Mbak?" tanya Waskito.
"Apa saja yang dimakan pak?"
“Kakap bakar, cumi pedas, sate udang, kerang sambal ijo, kepiting, ditambah cah kangkung, dan lalap,” jawab Waskito.
Si Mbak pelayan terlihat komat-kamit menghitung menu yang telah dimakan Waskito dan keluarganya.
"Terhitung 250 ribu pak. Bayarnya ke kasir ya," ujar Mbak pelayan.
Waskito menuju kasir. Sampai di meja kasir Waskito kembali mengulang menu yang dimakan sekeluarganya.
"Semua 260 ribu, Pak," kata si kasir.
"Lho, kok beda 10 ribu. Kata si mbak tadi 250 ribu?” kata Waskito.
"Owh... itu kan hitung cepat (quick count), Pak. Hitungan asli (real count) ada di saya. Errornya cuma 1 persen kok pak," jawab si kasir enteng. (Fathoni)