Revolusi selera terhadap Vespa bagi komunitas pemakai Vespa dan pecinta Vespa negeri orang dibanding di Indonesia sama-sama mengalami pergeseran yang ekstrim dan agresif, tapi perbedaannya yang paling menyolok adalah jenis selera yang berbanding terbalik.
Jika di luar negeri orang mencari Vespa lama untuk dimodigfikasi menjadi benda yang antik, elegan dan romantis, di Indonesia justru (sebagian besar) memodifikasinya menjadi jenis Gembel, Angker, Kolot atau vespa berkarat dan kesannya jorok atau kotor. Jika di luar negeri orang mencari Vespa jenis terbaru namun tetap mempertahankan ciri khas Vespa yang tambun, di negeri kita justru mempretelin ketambunannya.
Bahkan sengaja mencari yang paling jelek, kotor, angker dan kusam. Semakin berkarat akan semakin antik lah di mata para komunitas Vespa Gembel ini. Ingin tampil gaya tapi tidak mengutamakan keselamatan. Vespa terbakar seperti ini pun masih bisa digunakan untuk gaya Vespa Gembel sekarang mulai marak. Ada yang menyebutnya dengan istilah Vespa Gembel, Vespa Sampah ada juga yang menyebutnya Vespa Anker (Peang) dan ada juga menyebutnya Vespa Primitive, namun ada juga yang menyebutnya dengan Vespa Antik.
Apapun sebutannya dikalangan komunitas Vespa ini ternyata ada saling silang pendapat tentang selera Vespa Antik. Salah satu kreatifitas Vespa modifikasi komunitas Vespa antik di luar negeri Jumlah komonitas Vespa Antik di Indonesia sangat banyak, tak kurang dari 261 komunitas yang tersebar di 33 Provinsi setanah air. Diantara komunitas itu ada yang berbeda soal definisinya tentang Vespa Antik dan selera seninya terhadap Vespa antik. Di antara komunitas yang dikenal luas antara lain adalah sebagai berikut : Vespa Antique Club (VAC) Bandung; Jayapura Vespa Club JVC Jayapura; Scooter Enggang Club (SEC) Pontianak; Roekoen Scooter Maongaoni Club (RCM) Manado, VOG'S Salatiga; MPC Bengkulu Selatan, SSC Pematang Siantar, PVP Palembang, SSC Surabaya, AVC-KVC- VRC-ASC dan lainnya (Jakarta); LSC Langsa (Aceh) dan lain sebagainya.
Masalah keselamatan menjadi hak dan tugas orang lain, bukan milik bersama Vespa yang paling depan berusaha mengelak lubang dengan sudut tajam dan hentakan yang cepat, akibatnya dua orang penumpangnya tumpah ke luar dari tempat duduknya dan nyungsep ke parit di bahu jalan. Pengemudinya hanya tertawa-tawa seperti tidak ada masalah menyaksikan teman (penumpangnya) nyungsep ke parit dan menghentikan kendaraannya dengan tiba-tiba begitu saja. Akibatnya, beberapa kendaraan lain di belakangnya harus mengerem tiba-tiba juga, kuatir sekali menyenggol "Harley Davidson" yang satu ini. Jadi perkara keselamatan jangan tanya, karena yang terpenting bagi mereka adalah gembel dan cari perhatian.
Salah satu vespa kreatif dan elegan di tanah air Bagaimana dengan Polisi yang melihat fenomena ini? Jangankan bertanya dan menangkap, kelihatannya Polisi malah buang muka melihat "bongkahan" sampah berjalan ini. Tak ada gunanya menghabiskan energi kepada kendaraan yang satu ini, kata polisi dalam hatinya. Mau ditangkap juga mau diletakin kemana? Akan tetapi apa sikap Polisi jika sikap Vespa Gembel ini memakan korban, entah menabrak kendaraan atau orang lain atau anggotanya yang jadi korban akibat kelalaian dalam menjaga keselamatan penumpangnya?
Apakah Polisi memaafkan karena disebut gembel? Tidak mengutamakan prinsip universal ataukah hanya mengutamakan hak berkreatifitas saja..? Yang musti diperhatikan juga oleh Polisi adalah kelengkapan surat-surat Vespa Gembel ini, bahkan sewaktu-waktu perlu memeriksa apa isi sesungguhnya Vespa Gembel ini, siapa tahu ada isi yang mengandung barang-barang yang "terlarang" dari jaringan khusus yang menggunakan kendaraan ini untuk alat transportasinya. Apa benada terlarang itu..?
Saya tidak berani menyebutkannya, mungkin saja Gas ukuran 3 Kg, Kompor atau beling dan besi tajam atau apalah selain dari itu.. Jika ada yang berselera antik tapi tetap memelihara ciri khas Vespa yang romantis dan naturalis, mengapa harus ada yang kumal, dekil dan primitive seperti itu? Jika itu adalah seni juga dan selera atau hak masing-masing, mengapa tidak memperhatikan kaidah berlalu lintas dan terutama sekali adalah menjaga keselamatan penumpangnya dan orang lain?
Apa jadinya jika pencipta Vespa pertama dari negeri asalnya (Rinaldo Piagio) melihat Vespanya kini jtelah dimodivikasi seperti beberapa gambar di atas oleh komunitas Vespa gembel? Apakah ada hak istimewa untuk Vespa Gembel, atau tidak adakah komunitas Vespa lainnya yang sebetulnya merasa nilai-nilai yang lebih elegan dan akhirnya merasa risih melihat Vespa kebanggannya dipermak dan diperlakukan sangat tidak berarti..:? Meskipun seni itu hak masing-masing orang, tapi di manakah letak nurani dan jalan berpikir tentang memperlakukan Vespa menjadi Vespa Gembel seperti ini..? Apakah ini eksresi yang ekstrim ataukah sebuah seni yang patut diberi hak yang sama? Salam Kompasiana abang geutanyo
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/abanggeutanyo/vespa-gembel-ekspresi-seni-atau-selera-